Mereka dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat, tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan & itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang ( tidak bisa menanggapi ), Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun.
Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing. Dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu : semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata : " Pak kami ingin sekali merawat ibu ....... Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu & tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .
dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya ..... " Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini .... kami sudah tidak tega melihat bapak . . . kami janji kami akan merawat ibu bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.
"Anak-anakku. .... jikalau hidup didunia ini hanya untuk
nafsu.... Mungkin bapak akan menikah.... tapi ketahuilah dengan
adanya ibu kalian disampingku. ... itu sudah lebih dari cukup, dia
telah melahirkan kalian"..... . sejenak kerongkongannya tercekat .
. . Kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh
cinta yang tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba
kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?
Kalian menginginkan bapak bahagia ....Apakah bathin bapak bisa
bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang ? Kalian
menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh
orang lain .......bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?" Sejenak
meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno . . . .
merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno . . Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu . . .
merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno . . Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu . . .
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber acara islami Selepas shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno . . . Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat istri yg sudah tidak bisa apa-apa.. ? Disaat itulah meledak tangis beliau . . . Dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru . .
Disitulah Pak Suyatno bercerita . . . .
Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah maka semuanya akan luntur . . . .
Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah maka semuanya akan luntur . . . .
"Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya ....Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya . . . Mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata . .. . dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu . . ,
Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah . . . Dan itu merupakan ujian bagi saya . Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya . . .
apalagi dia sakit . . . Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya curhat kepada Allah diatas sajadah . . . Dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk mendengar rahasia saya . . . !"
Bagaimana dengan Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar